KERATON KESEPUHAN CIREBON
DI SUSUN OLEH :
NURFITRIYANTI
Kelas : 1H
NPM : 111060007
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas karunia dan hidayahnya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan tema " Keraton Kesepuhan Cirebon ".
Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Universitas Swadaya Gunung Jati.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun Materi, mengingat akan kemampuan yang di miliki oleh penulis masih terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Cirebon, 1 November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian
BAB III LANDASAN TEORI
2.1 Rancangan Penelitian
BAB III LANDASAN TEORI
BAB IV PEMBAHASAN
3.1 Peranan Keraton Kesepuhan
3.2 Arsitektur dan Interior
3.3 Koleksi Musium
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I : PENDAHULUAN3.1 Peranan Keraton Kesepuhan
3.2 Arsitektur dan Interior
3.3 Koleksi Musium
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1.1 Latar Belakang
Keraton Kesepuhan didirikan pada tahun1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II (cicit dari Sunan Gunung Jati) yang Menggantikan tahta dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1506, beliau bersemayam di dalem Agung Pakungwati Cirebon. Keraton Kesepuhan dulunya bernama Keraton Pakungwati, sedangkan Pangeran Mas Mochammad Arifin bergelar Panembahan Pakungwati I. Dan sebutan Pakungwati Berasal dari nama Ratu Ayu Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang meniksh dengan Sunan Gunung Jati. Putri itu cantik rupawan berbudi luhur dan bertubuh kokoh serta dapat mendampingi suami, baik dalam bidang Islamiyah, pembina negara maupun sebagai pengayom yang menyayangi rakyatnya.
Akhirnya beliau wafat pada tahun 1549 didalam Masjid Agung Sang Cipta Rasa dalam keadaan yang sangat tua, dari pengorbanan tersebut akhirnya nama beliau di abadikan dan dimulyakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kesepuhan.
Berdasarkan konsep tersebut diatas maka uraian ini membahas suatu pendekatan umum yang menerangkan tentang Bagaimana Peranan Keraton Kesepuhan terhadap pemeliharaan kebudayaan cirebon beserta Peninggalan-peninggalannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka permasalahannya dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dan Peranan Keraton Kesepuhan terhadap Pemeliharaan Kebudayaan di Cirebon ?
2. Bagaimana Arsitektur dan Interior yang ada di Keraton Kesepuhan Cirebon ?
3. Apa saja koleksi-koleksi bangunan dan alat musik yang ada di Keraton Kesepuhan Cirebon ?
4. Apa saja Urutan-urutan Baluarti Keraton Kesepuhan Cirebon?
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar oleh Bapak Agus Saoriyadi, S.pd, M.Si.
2. Untuk mengetahui Sejarah Keraton Kesepuhan yang berada di Cirebon Jawa Barat.
3. Untuk mengetahui manfaat atau kegunaan dari peninggalan-peninggalan
pada zaman kerajaan-kerajaan yang berada di Cirebon Jawa Barat.
4. Untuk Menarik Minat Mahasiswa untuk lebih mengenal lebih jauh Keraton Kesepuhan Cirebon.
I.4 Manfaat
1. Menambah wawasan tentang Keraton Kesepuhan Cirebon.
2. Di gunakan Sebagai Sumber Informasi bagi masyarakat yang tertarik terhadap kebudayaan Cirebon.
3. Menarik minat Mahasiswa untuk lebih mengenal Keraton Kespuhan sebagai salah satu bentuk kebudayaan di Cirebon.
BAB II : METODE PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian
Dalam merancang penelitian yang akan dilaksanakan, penulis menggunakan metode observasi.
a) Observasi
Dalam Penelitian yang di laksanakan, penulis menggunakan metode observasi, yakni terjun langsung kelapangan. Hal ini dilakukan agar data yang di peroleh lebih akurat karena berasal dari narasumbernya. Observasi yang di lakukan penulis ini di laksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 11 Oktober 2011
Waktu : 13.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Keraton Kesepuhan Corebon Jawa Barat
BAB III : LANDASAN TEORI
Pada landasan teori ini akan diterangkan teori yang berhubungan dengan judul penulisan ini. Diantaranya;
A. Pengertian dan Peranan Keraton Kesepuhan terhadap pemeliharaan kebudayaan di Cirebon.
B. Arsitektur dan Interior yang ada di Keraton Kesepuhan Cirebon.
C. Koleksi-koleksi dan Alat Musik yang ada di Keraton Kesepuhan Cirebon.
D. Urutan Baluarti Keraton Kesepuhan Cirebon.
BAB IV : PEMBAHASAN
A.Pengertian dan Peranan Keraton Kesepuhan terhadap pemeliharaan kebudayaan di Cirebon
Pada abad ke-15, pangeran Cakrabuana Putra Mahkota Pajajaran membangun keraton yang kemudian diserahkan kepada putrinya Ratu Ayu Pakungwati, Istri dari sunan Gunung Jati, maka keratonnya di sebut Keraton Pakungwati. Sejak didirikannya Keraton Kanoman pada tahun 1679 oleh Sultan Anom I, Maka semenjak itu Keraton Pakungwati bergelar Keraton Kesepuhan.
Keraton Kesepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna disetiap sudut Arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya.
Keraton memiliki musium yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang di keramatkan yaitu Kereta Singa Barong. Kereta Singa Barong saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 syawal untuk di mandikan.
Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih, didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.
Lokasi bangunan Keraton Kesepuhan membujur dari utara ke selatan atau menghadap ke utara, karena keraton-keraton di Jawa semuanya menghadap ke utara artinya menghadap magnet dunia, arti falsafahnya sang raja mengharapkan kekuatan.
Sebagai pusat dakwah Islam, keraton memegang peranan yang sangat vital, ini jelas terlihat dari sejarah yang menyebutkan bahwa Syaikh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) selain berperan sebagai seorang sultan, beliau juga adalah seorang hakim atau Qadi. Ajaran agama Islam yang di bawa wali sanga ini memiliki pemahaman bahwa Islam adalah agama yang Transformatif yang bisa berakulturasi dengan budaya masyarakat di wilayah penyebarannya masing-masing. Oleh karena itu Keraton harus mampu menjadi ujung tombak dan juga pusat dakwah ajaran Islam di wilayah kekuasaannya.
B. Arsitektur dan Interior
Apabila kita perhatikan ruang luar Keraton Kesepuhan, kita bisa melihat bagaimana perpaduan unsur-unsur Eropa seperti meriam dan Patung Singa dihalaman muka, Furnitur dan meja kaca gaya Perancis tempat para tamu sultan berkaca sebelum menghadap, gerbang ukiran Bali dan Pintu Kayu model ukiran Perancis yang menampakkan gambaran kosmopolitan Keraton Kesepuhan yan tersimpan dalam musium Keraton.
Kegemaran Kesultanan Cirebon mengadopsi gaya dan arsitektur model Eropa yang mengisi bagian dalam Keraton Kesepuhan. Perhatikan bagaimana model dan ukiran ruang pertemuan sultan dengan para menteri yang di buat dengan model hampir sama dalam interior kerajaan perancis dibawah dinasti Bourbon, seperti model kursi, meja dan lampu gantung. Bagaimanapun terdapat kombinasi gaya interior ini apabila kita memperhatikan sembilan kain berwarna di latar belakang singgasana raja yang melambangkan sosok wali sanga. Di sini tradisi Jawa bercampur dengan Eropa yang telah 'di lokalkan'.
Hal yang menarik dari Keraton Kesepuhan adalah adanya piring-piring porselin asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di Keraton, Piring-piring porselin itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon.
C. Koleksi Musium
1. Musium Benda Kuno
Musium ini menyimpan barang-barang kerajinan, diantaranya ;
a) Seperangkat Gamelan Degung persembahan dari Ki Gede Kawungcaang Banten tahun 1426.
b) Seperangkat Gamelan berlaras Slendro dan Wayang Purwa dari Cirebon tahun 1748 peninggalan Sultan Sepuh IV.
c) Seperangkat Gamelan Sekaten persembahan dari Sultan Demak ke III (Sultan Trenggono).
d) 4 buah rebana peninggalan Sultan Kalijaga tahun 1412 dan Genta (bel) yang di namai Bergawang.
e) Rak berisi beberapa buah tombak untuk khotbah.
f) Di sudut ruangan ada satu set meja kursi hitam model Eropa.
g) Vitrin I: Berisi Pagoda Graken untuk tempat jamu, Peti Kandaga dari Suasa tempat perhiasandan Kaca Rias semua peninggalan tahun 1506.
h) Vitrin II: Berisi tempat tinta dari cina tahun 1697, Ani-ani untuk potong padi, Gelas minum dari VOC tahun 1495,dan alat upacara Raja.
i) Vitrin III: Berisi 24 buah baju logam disebutHarnas/Malin juga disebut Baju Kere dari Portugis tahun 1527.
j) Vitrin IV: Berisi Kujang, Cundrik Pedang dan Trisula.
k) Vitrin V: Berisi beberapa buah mata tombak, dll.
2. Musium Kereta
Di sebelah timur Taman Bunderan Dewan Daru berdiri bangunan untuk tempat penyimpanan Kereta Pusaka yang dinamakan Kereta Singa Barong.
Di dalam musium Kereta juga terdapat 2 buah Tandu Jempana dari Cina, persembahan dari Kapten Tan Tjoeng Lay dan Kapten Tan Boen Wee tahun 1676. Tandu Jempana ini untuk Permaisuri dan Putra Mahkota. Tandu Garuda Mina di buat pada tahun 1777 di gempol Palimanan, tandu ini di pergunakan untuk mengarak anak yang mau di khitan. Juga terdapat pedang-pedang dari Portugis dan belanda, 2 buah meriam dari Mongolia pada tahun 1424 yang berbentuk naga. Di belakang Kereta terdapat tombak-tombak panjang berbendera kuning yang disebut Blandrang. Juga terdapat Tanggul Gada atau Tanggul Manik sebagai lambang pengayoman. Dan juga seperangkat Angklung Kuno persembahan dari masyarakat daerah Kuningan.
D. Urutan-urutan Baluarti Keraton Kesepuhan Cirebon
Keraton Kesepuhan Cirebon mempunyai bangunan-bangunan bersejarah dengan urutan Baluarti Keraton meliputi Alun-alun yang fungsinya untuk apel besar dan baris berbaris para prajurit juga pentas perayaan negara, Masjid Agung yang di pergunakan untuk ibadah dan kegiatan Agama, Pancaretna, Panca Niti, Kali Sipadu , Kreteg Pangrawit, Lapangan Giyanti, Siti Inggil, Pengada, Kemandungan, Langgar Agung, Pintu Gledegan, Taman Bunderan Dewan Daru, Musium Benda Kuno, Musium Kereta, Tugu Manunggal, Lunjuk, Sri Manganti, Kuncung dan Kutenegara Wadasan, Pringgandani, Langgar Alit, Jinem Arum, Kaputran, Bangsal Prabayaksa, Kaputren, Dalem Arum, Bangsal Agung Panembahan, Pungkuran, Dapur Mulud, dan juga Pamburatan.
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan konsep tersebut di atas, maka uraian ini membahas suatu pendekatan umum yang menerangkan bahwa Keraton Kesepuhan memiliki Peranan yang sangat penting dalam Pemeliharaan Kebudayaan di kota Cirebon atau bahkan memberikan kontribusi yang mencangkup aspek material dan juga spiritual melalui peninggalan-peninggalannya seperti Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Alat-alat musik, Arsitektur dan Interior bangunannya, serta penyebaran Kebudayaan Islam oleh wali sanga yang harus kita junjung tinggi nilai-nilai moral dan spiritualnya.
B. Saran
Sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki nilai moral yang tinggi, kita harus memelihara dan bangga terhadap apa yang telah diberikan oleh nenek moyang kita terdahulu melalui peninggalan-peninggalannya. Salah satunya ialah Keraton Kesepuhan Cirebon yang memiliki banyak fungsi dan sejarah yang harus kita ketahui.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.Cirebon kota.go.id
Argadikusuma, E.Nurmas, (1998), Baluari Keraton Kesepuhan. Cirebon.
http://www.btpnkl.edu.mycerdik.net/bahan-sejarah/definisi-keraton kesepuhan cirebon
http://id.wikipedia.org/wiki/keraton_kesepuhan